Gampong Lam Ara, Prioritas Belanda.

Perjanjian London antara Inggris dan Belanda pada tanggal 17 Maret 1824 menghasilkan salah satu kesepakatan, yaitu Belanda bertanggung jawab atas keamanan di laut sekitar Aceh, dan Belanda harus tetap menghormati kedaulatan Aceh. Namun tampaknya, perjanjian ini hanyalah sekedar politik belaka. Terlebih pada tahun 1871 Inggrsi dan Belanda kembali mengadakatan perjanjian Traktat Sumatra yang dapat memenuhi hasrat Pemerintah Belanda untuk menguasai Aceh, yang dinilai sangat strategis setelah Terusan Suez dibuka pada tahun 1869. Kerajaan Aceh pun mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan yang terjadi, dengan salah satunya meminta bantuan dari Turki, Perancis, dan Amerika. Hal ini membuat Pemerintah Belanda segera membuat tindakan. 

Pertempuran pun terjadi. Setelah Köhler tidak berhasil melawan kerajaan Aceh kemudian Van Swieten kembali pada Desember 1873,  kampung-kampung di Aceh mulai diduduki. Lam Nga yang pertama kali pasukan ini duduki. Dekat sungai Titi Panjang terjadi pertempuran yang berakhir baik bagi Belanda. Pante Pira, yang sedang sepi, diduduki. Tuban jatuh pula ke tangan Belanda, demikian juga Kuta Babi di muara kruėng (sungai) Aceh, sehingga garis pertahanan Aceh sepanjang sungai tersebut di sebelah timur dikuasai Belanda. Kampung terpenting yang dikuasai Belanda adalah Kampung Lamara. 

Orang Belanda mempertahankan hubunganya dengan sungai Aceh dan supaya hubungan itu terus menerus selamat, didirikanlah Benteng di Lamara, supaya tepi sungai Aceh sebelah Timur makin dapat diselamatkan.

Lokasi Gampong Lam Ara


 
Sungai Aceh atau Krueng Aceh 


Kampung Lamara atau Gampong Lam Ara sekarang adalah sebuah gampong di Kecamatan Banda Raya, Kota Banda Aceh. Sedangkan Sungai Aceh atau Krueng Aceh ini merupakan sungai di Aceh yang melalui wilayah  Banda Aceh dan Aceh Besar. Lantas mengapa sungai terlihat penting bagi pemerintah Hindia Belanda?


Sungai dapat dijadikan sebagai bentuk pertahanan, sebagai pembatas wilayah. Dan juga sejak dari dulu sungai sudah menjadi sebuah sumber kehidupan bagi manusia. Banyak pula kerajaan-kerajaan yang didirikan di tepi sungai yang besar. Tak heran apabila pemerintah Hindia Belanda ingin mempertahankan sungai tersebut.  Meskipun dalam sebuah sumber disebutkan bahwa kadang kala sungai Aceh ini tidak dapat dipakai dalam musim hujan.


Pihak Belanda yang telah memprioritaskan Gampong Lam Ara dan sungai Aceh seperti yang kita ketahui pada tanggal 31 Januari 1874 telah berhasil menguasai kerajaan Aceh. 


Daftar Pusaka :

Hardjasoewita, M. Endo. 1953. Sedjarah Indonesia. Jakarta, Publishing Company.


Notosusanto, Marwatti Djoenoed. 1993. Sejarah Nasional Indonesia IV. Jakarta, Balai Pustaka.

Pane, Sanusi. 1956. Sedjarah Indonesia Djilid II. Jakarta, Perpustakaan Kementerian P.P dan K. 

https://id.wikipedia.org/wiki/Krueng_Aceh, diakses pada 31 Oktober 2017. 

https://id.wikipedia.org/wiki/Lam_Ara,_Banda_Raya,_Banda_Aceh, diakses pada 31 Oktober 2017.


Gambar :
Google images dan Google Maps.

Komentar

  1. Apa isi dari perjanjian Traktat Sumatra?
    -kelompok portugis

    BalasHapus
  2. setelah ibu melihat artikel yang dibuat oleh kelompok Inggris, secara keseluruhan artikel kelompok ini sudah sangat bagus. selain itu kelompok kalian sudah cukup banyak menggunakan buku-buku sejarah sebagai referensi untuk menulis artikel.untuk ke depannya semoga semakin rajin membaca buku-buku sejarah yaaa!!! :)

    BalasHapus

Posting Komentar